Senjakala Sersan AS Asal Manado

Senjakala Sersan AS Asal Manado

Senjakala Sersan AS Asal Manado Prajurit Amerika Serikat, Audi N. Sumilat, tersandung kasus penjualan senjata api ke pihak asing. Kabarnya, ia dibebastugaskan dari dinas kemiliteran AS.

Sebuah petisi dari komunitas masyarakat Manado yang berada di New York dan New Jersey, Amerika Serikat, dilayangkan ke Whitehouse, tempat kerja serta kediaman dinas Presiden Barack Obama.

Petisi itu berupa permintaan kepada Obama agar memaafkan Audi N. Sumilat, prajurit AS berdarah Manado, Sulawesi Utara, yang terjerat kasus penyelundupan senjata ke Indonesia dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Alasannya, Sumilat adalah suami dan ayah yang setia serta prajurit yang mencintai negaranya dan menjalankan tugas dengan maksimal. Perbuatan Sumilat tidak merugikan masyarakat AS.

Namun, hingga Senin, 18 Juli 2016, tidak banyak orang yang memberikan dukungan

Namun, hingga Senin, 18 Juli 2016, tidak banyak orang yang memberikan dukungan terhadap petisi tersebut. Petisi itu ditandatangani oleh 15 orang dari 100 ribu tanda tangan yang ditargetkan.

Sumilat adalah salah satu perantau asal Sulawesi Utara yang menjadi tentara AS. Pria kelahiran Kampung Langoan, Minahasa, itu merupakan anak Dantje dan Rieke Sumilat, yang kini tinggal di New Jersey.

Sumilat, yang berpangkat sersan, kini sedang tersandung masalah di Negeri Paman Sam. Ia diadili karena kasus penyelundupan senjata yang melibatkan pihak asing, yakni Paspampres, pada September dan Oktober 2015.

Sumilat akan dijatuhi vonis pada 11 Oktober mendatang. Dia terancam hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda US$ 250 ribu atau setara dengan Rp 3,3 miliar.

Audi (Sumilat) menyesalkan berita tentang dirinya terlalu dibesar-besarkan oleh media di Indonesia.”
Meski begitu, Joutje Kaunang, teman Sumilat, mengatakan kondisi Sumilat baik-baik saja saat ini. Kepada dirinya, Sumilat mengatakan masih berdinas seperti biasa di kesatuan militer AS.

“Sabtu, 9 Juli, kami sempat bertemu di sebuah acara di New Jersey. Audi datang bersama istri serta kedua anaknya. Ia terlihat tidak punya beban,” ujar Joutje kepada Data China.

Dalam pertemuan itu, Joutje mengaku sempat berbincang dan berfoto bersama. Dan dalam kesempatan itu, Sumilat sempat curhat terkait pemberitaan media-media di Indonesia mengenai dirinya.

Sumilat menyesalkan pemberitaan-pemberitaan di media di Indonesia

Sumilat menyesalkan pemberitaan-pemberitaan di media di Indonesia yang menyebut dirinya ditahan. “Audi (Sumilat) menyesalkan berita tentang dirinya terlalu dibesar-besarkan oleh media di Indonesia,” ujar Joutje.

Ia mengaku mengenal Sumilat sejak 1998, sebelum Sumilat menjadi tentara Angkatan Darat Amerika. Keduanya jarang kumpul-kumpul ketika Sumilat ditugaskan ke Jerman, Irak, dan Afganistan.

Pada 2014, Sumilat kembali ke AS dan bertugas di pos Angkatan Darat Fort Bliss, El Paso, Texas. Sumilat sempat dikirim ke kamp latihan militer di Fort Benning, Georgia.

Menurut Joutje, pilihan Sumilat masuk militer salah satunya lantaran biaya kuliah yang mahal. Dan langkah tersebut lazim dilakukan para imigran supaya hidup di AS bisa terjamin.

Jika masuk US Military, pasti terjamin, bisa jadi sponsor untuk saudaranya menjadi penduduk legal atau memiliki green card dan sebagainya, ujar Joutje, yang menetap di New York sejak 20 tahun lalu dengan status permanent resident atau memiliki US green card.

Selain bisa hidup terjamin di AS, dengan masuk militer, kaum imigran bisa berkuliah dengan biaya yang ringan.

Meski begitu, kaum imigran hanya bisa masuk militer untuk pangkat rendahan. Sedangkan untuk sekolah di West Point (Akademi Militer di Amerika), Joutje belum pernah mendengar ada WNI atau imigran dari negara lain yang lolos.

Ditanya mengenai kasus Sumilat, Joutje mengaku tidak tahu persis. Sebab, kepada dirinya Sumilat hanya mengeluh soal pemberitaan media-media di Indonesia.

Selain itu, Sumilat sempat bilang ada larangan baginya masuk Indonesia. Yang melarang adalah pemerintah Indonesia. Kementerian Luar Negeri serta Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM tak memberikan jawaban yang pasti ketika dimintai konfirmasi Kocok Sdy.

Sedangkan teman Sumilat lainnya menyebutkan, Sumilat saat ini sudah kembali ke New Jersey

Sedangkan teman Sumilat lainnya menyebutkan, Sumilat saat ini sudah kembali ke New Jersey dari sebelumnya di Texas bersama istri dan dua anaknya.

Di wilayah itu pula, ayah Sumilat bekerja sebagai sopir, namun sekarang sudah pensiun. Sementara itu, ibu kandungnya bekerja di pabrik di New Jersey.

Menurut dia, kepulangan ke New Jersey itu Senjakala Sersan AS Asal Manado

Prajurit Amerika Serikat, Audi N. Sumilat, terganjal kasus pemasaran senjata api ke faksi asing. Beritanya, dia dibebastugaskan dari dinas kemiliteran AS.

Sebuah tuntutan dari komune warga Manado yang ada di New York dan New Jersey, Amerika Serikat, dikirimkan ke Whitehouse, tempat kerja dan tempat tinggal dinas Presiden Barack Obama.

Tuntutan itu berbentuk keinginan ke Obama supaya maafkan Audi N. Sumilat, prajurit AS berdarah Manado, Sulawesi Utara, yang terlilit kasus penyelinapan senjata ke Indonesia dengan Pasukan Penyelamatan Presiden (Paspampres).

Argumennya, Sumilat ialah suami dan ayah yang setia dan prajurit yang menyukai negaranya dan melakukan pekerjaan dengan optimal. Perlakuan Sumilat tidak bikin rugi warga AS.

Tetapi, sampai Senin, 18 Juli 2016, sedikit orang yang memberi support pada tuntutan itu. Tuntutan itu diberi tanda tangan oleh 15 orang dari 100 ribu tanda-tangan yang ditarget.

Sumilat adalah perantau asal Sulawesi Utara sebagai tentara AS. Pria kelahiran Daerah Langoan, Minahasa, itu adalah anak Dantje dan Rieke Sumilat, yang sekarang ada di New Jersey.

Sumilat, yang berpangkat sersan, sekarang sedang terganjal permasalahan di Negeri Paman Sam. Dia diadili karena kasus penyelinapan senjata yang mengikutsertakan faksi asing, yaitu Paspampres, pada September dan Oktober 2015.

Sumilat akan divonis pada 11 Oktober kedepan

Sumilat akan divonis pada 11 Oktober kedepan. Ia terancam hukuman penjara optimal 5 tahun dan denda US$ 250 ribu atau sama dengan Rp 3,3 miliar.

Audi (Sumilat) menyesalkan informasi mengenai dianya terlalu dibesarkan oleh media di Indonesia.”
Walau demikian, Joutje Kaunang, rekan Sumilat, menjelaskan keadaan Sumilat baik saja sekarang ini. Ke dianya, Sumilat menjelaskan tetap berdinas seperti umumnya di kesatuan militer AS.

“Sabtu, 9 Juli, kami sebelumnya sempat berjumpa dalam suatu acara di New Jersey. Audi tiba bersama istri dan ke-2 anaknya. Dia kelihatan tidak punyai beban,” tutur Joutje ke Kocok HK.

Pada pertemuan tersebut, Joutje akui sebelumnya sempat terlibat perbincangan dan berpose bersama-sama. Dan dalam peluang itu, Sumilat sebelumnya sempat sharing berkaitan kabar berita beberapa media di Indonesia berkenaan dianya.

Sumilat menyesalkan kabar berita-pemberitaan pada media di Indonesia yang menyebutkan dianya ditahan. “Audi (Sumilat) menyesalkan informasi mengenai dianya terlalu dibesarkan oleh media di Indonesia,” tutur Joutje.

Dia akui mengenali Sumilat semenjak 1998, saat sebelum Sumilat jadi tentara Angkatan Darat Amerika. Ke-2 nya jarang-jarang kumpul bersama saat Sumilat diberikan tugas ke Jerman, Irak, dan Afganistan.

Pada 2014, Sumilat kembali lagi ke AS dan bekerja di pos Angkatan Darat Fort Bliss, El Paso, Texas. Sumilat sebelumnya sempat dikirimkan ke kamp latihan militer di Fort Benning, Georgia.

Menurut Joutje, opsi Sumilat masuk militer satu diantaranya karena ongkos kuliah yang mahal. Dan cara barusan wajar dilaksanakan beberapa imigran agar hidup di AS dapat terjaga.

“Jika masuk US Military, tentu terjaga, dapat menjadi sponsor untuk saudaranya jadi warga legal atau mempunyai green card dan lain-lain,” tutur Joutje, yang tinggal di New York semenjak 20 tahun kemarin dengan status permanent resident atau mempunyai US green card.

Selainnya dapat hidup terjaga di AS, dengan masuk militer, golongan imigran dapat berkuliah dengan ongkos yang enteng.

Walau demikian, golongan imigran cuma dapat masuk militer untuk pangkat rendahan

Walau demikian, golongan imigran cuma dapat masuk militer untuk pangkat rendahan. Dan untuk sekolah di West Poin (Sekolah tinggi Militer di Amerika), Joutje tidak pernah dengar ada WNI atau imigran dari negara yang lain bisa lolos.

Umumnya imigran yang masuk tentara Amerika ialah alumnus SMA. Tidak aneh jika mereka cuma berpangkat prajurit biasa. “Jika Anda tamatan West Poin, tentu Anda segera dikasih pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi,” kata Joutje.

Sekarang ini, minimal ada 5 orang pria dari Sulawesi Utara yang berdinas militer AS selainnya Sumilat. Mereka diantaranya Rendy Rombot (US Air Force), Eric Rombot Incar (US Navy), Alexander Rombot Supit, (US Army), dan Ivan Mamesah (US Air Force).

Ditanyakan berkenaan kasus Sumilat, Joutje akui tidak tahu benar. Karena, ke dianya Sumilat cuma mengeluhkan masalah kabar berita beberapa media di Indonesia.

Disamping itu, Sumilat sebelumnya sempat katakan ada pembatasan untuknya masuk Indonesia. Yang larang ialah pemerintahan Indonesia. Kementerian Luar Negeri dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM tidak memberi jawaban yang jelas saat diminta verifikasi wadah togel.

Dan rekan Sumilat yang lain mengatakan, Sumilat sekarang ini telah kembali lagi ke New Jersey dari awal sebelumnya di Texas bersama istri dan dua anaknya.

Comments are closed.