METROMINI TUNGGU MATI

METROMINI TUNGGU MATI . Usaha Metromini semakin lemas. Setoran harian tidak pernah cukup dan bis kerap nahas. Angkutan kota ini telah layak dipendam.Tidak ada tersisa kemasyhuran di muka Yuliar Yayang. Lelaki 48 tahun itu sedang nikmati satu cangkir kopi dalam suatu warung di teritori Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Data China Dia biasa menanti penawaran jadi pengemudi tembak di warung yang menjadi satu diantara titik jalur Metromini rute 74 tersebut.

Tugas pengemudi tembak berikut yang dia utamakan untuk menjaga keluarganya sekian tahun terakhir. Dahulu nasibnya berbeda jauh. Dia sebelumnya pernah mempunyai empat unit bis Metromini. Tetapi upayanya pailit dan semua busnya dia jual.

“Empat-empatnya saya jualin, saat ini tinggal pengemudi nembak-nembak,” katanya.

Yuliar mengawali usaha angkutan perkotaan dari bawah. Pada 1985, dia jadi kernet. Kegigihannya cari penumpang berbuah hasil sampai menempati bangku setir bis Metromini rute 74 jalur Block M-Rempoa.

Beberapa tahun itu masa keemasan bis Metromini. Yuliar kenang kembali, biaya bis Rp 150-200 dapat menjaga pengemudi, kernet, dan pemilik bis. Metromini adalah model transportasi terkenal di Jakarta.

Kesuksesan ini tidak membuat takabur. Dia merealisasi mimpinya mempunyai Metromini sendiri.

Tahun 2003, dia sukses beli satu unit bis Metromini 74. Selanjutnya Yuliar beli angkot jalur Ceger. Angkot ini dia jual untuk beli Metromini kembali. Akhirnya, pada 2004 dia mempunyai empat unit bis Metromini.

Nasib kembali secara cepat. Profit usaha ini sebelumnya tidak pernah bertambah. Setoran tetap sama banyak semenjak 2003, dan ongkos perawatan terus membesar Kocok Sdy.

Saat ini saja mobilnya telah pulang 1/2 hari karena tidak ada penumpang. Ya telah, tidak perlu narik.”
“Saat ini biaya Rp 4.000, setorannya Rp 400 ribu. Harga kanvas rem berapakah? Kanvas rem dahulu Rp 25 ribu, saat ini tidak dapat. (Kanvas rem) menjadi Rp 40 ribu. Nguber-nya darimanakah?” katanya.

Usaha Metromini sedang redup. Pemilik bis Metromini rute 75, Ana Nainggolan, akui tidak mengharap banyak dari dua busnya.

Rabu, 9 Desember 2015, dia menyengaja singgah ke Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dua busnya teronggok di salah satunya pojok terminal. Ana cuma diam. Metromininya bekerja atau mungkin tidak, untungnya tidak berbeda jauh. Justru pengemudi bis dia mengajak meminum kopi bersama.

“Saat ini saja mobilnya telah pulang 1/2 hari karena tidak ada penumpang. Ya telah, tidak perlu narik,” katanya.

Kocok HK Keluh kesahnya masalah setoran kurang dan ongkos perawatan yang lebih tinggi sama dengan Yuliar. Dia akui usaha transportasi Metromini sudah kalah. Model transportasi lain semakin ramai dan credit kendaraan individu semakin gampang.

“Setelah itu (penumpang) sama busway. Belum juga Go-Jek. Belum juga Uber (Uber Taxi) sama motor, itu paling genting. Kan beberapa orang kerja gunakan motor, karena ambil motor terlampau mudah,” ucapnya.

Kegelisahan atas memburuknya usaha Metromini dianggap pebisnis lain. Hartono, pemilik Metromini rute 74, mengeluh keuntungan kecil dari 6 bis kepunyaannya. Dia mengawali menekuni di sektor transportasi semenjak 1983 dengan jadi kernet.

Mimpinya mempunyai Metromini baru terlaksana pada 1994 dengan credit. Usaha ini selalu dia bangun sampai sanggup sewa pool bersama pemilik Metromini lain di teritori Ciputat. Hartono termasuk sukses menjaga usaha karena sanggup sediakan pool dan teknisi. Kelayakan armadanya dapat disebut lebih terjaga.

Tetapi, sama juga, kecelakaan di jalan sebelumnya pernah membuat usahanya macet. Pengemudinya menubruk dua anak sekolah yang memakai sepeda motor sampai masuk ke dalam kolong bis.

“Kita sebelumnya sempat tidak jalan beberapa bulan, pada akhirnya kita lepas saja mobilnya. Lenyap satu mobil karena peristiwa itu, mobilnya saya jual untuk menuntaskan permasalahan itu,” katanya. Halomoan Purba, pria dari Batak yang telah 30 tahun jadi pengemudi Metromini 75, menjelaskan Metromini lama-lama semakin berkurang karena kompetisi dengan model transportasi lain. Dahulu, di jalur Pasar Minggu-Blok M, nyaris 200 bis yang bekerja. Sekarang banyaknya berkurang tinggal 70-80 unit.

Dia memberikan contoh kembali, Metromini rute 64 sejumlah tahun kemarin masih 20 unit yang bekerja. Saat ini satu juga tidak ada. Rute 77 tinggal 4 bis yang lalu-lalang membawa penumpang dari awal sebelumnya 30-an bis SLOT GACOR.

“Saya telah menekuni kelamaan. Malam hari saya sukai perkiraan-prediksi. Pemerintahan tidak perlu capek-capek. Nantikan saja tanggal bermainnya. Habis sendiri tuch Metromini,” katanya.

Comments are closed.