Ingin Ke Australia Nyangkut Di Pucuk

Ingin ke Australia Nyangkut di Pucuk . Tidak semua turunan Timur tengah di Bogor wisatawan dan tajir. Pengungsi asal Afganistan hidup terbatas. Mereka memiara keinginan untuk seberang ke Australia.

Mimpi ke Australia tetap berasa kuat di kelas bahasa Inggris di dalam rumah punya Haji Royani, Dusun Batu Layang, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Daud, 25 tahun, seorang imigran asal Afganistan, berdiri depan.

Dia tidak berhenti-hentinya mengoceh dengan bahasa Inggris. Beberapa orang senegaranya duduk memerhatikan tiap kata yang keluar mulut Daud.

Bahasa Inggris adalah modal dasar untuk memulai hidup di Australia. Karenanya, mereka giat belajar, walau tidak tahu kapan saat pergi ke negara sisa koloni Inggris di selatan Indonesia itu datang.

“Saya secara suka-rela mengajarkan mereka. Disamping itu, saya kerjakan ini supaya mereka punyai kegiatan, bekerja,” kata Daud sesudah isi kelas.

Live Draw China Narasi Daud capai Cisarua sendiri lumayan panjang. Perang kacau di negaranya. Ayah Daud bawa semua keluarganya ke Pakistan. Tunangan Daud ikut juga dan dalam evakuasi tersebut.

Tetapi Pakistan rupanya pun tidak aman untuk pengungsi. Seorang diri, Daud pada akhirnya putuskan pergi ke Australia pada 2013.

Tetapi perjalanannya harus berhenti di Indonesia karena masalah imigrasi. United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Komisi Tinggi Federasi Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi, memuatnya di Cisarua.

Di Indonesia, dia berjumpa dengan pengungsi yang sama nasib dengannya. Mimpi mereka sama, cari kehidupan yang lebih bagus. Di tengah-tengah usaha itu, Daud terkadang merasa kangen ke keluarga dan tunangan.

Saya telephone tiap bulan. Saya bicara melalui telephone dan itu benar-benar berat untuk saya, apalagi jarak benar-benar jauh,” sebut Daud sambil menyaksikan cincin pertunangan di jarinya.

Di teritori Pucuk, Bogor, imigran seperti Daud dan beberapa temannya ikut memberikan corak. Pucuk bukan hanya sediakan tujuan rekreasi untuk beberapa orang Timur tengah, tetapi juga pengungsi dari negara perselisihan.

Kehidupan beberapa pengungsi ngepas. Mereka tinggal mengontrak dalam suatu rumah di penjuru Dusun Batu Layang. Wilayah penjuru sediakan harga sewa murah.

Alex, imigran yang lain, hidup di Cisarua semenjak 2 tahun kemarin. Dia ada di rumah sewa dengan harga Rp 400-500 ribu /bulan. Ongkos hidupnya tergantung pada kiriman keluarganya, sekitaran Rp dua juta satu bulan.

“Tidak ada janji apapun. Terus saya harus menanti untuk beresin,” katanya saat dijumpai di tengah-tengah perjalanan ke arah Ciawi, Bogor.

Alex terbelit permasalahan paspor saat akan seberang ke Australia. UNHCR lalu membawa ke Bogor untuk dimuat. Dia merasa untung karena ongkos hidup pada tempat ini tambah murah dan udaranya sejuk.

SLOT GACOR Sekretaris Camat Cisarua Usep Sugeng mengatakan UNHCR pilih daerahnya jadi tempat berkunjung imigran ilegal asal Timur tengah. Mereka ditaruh di Dusun Tugu Selatan, Tugu Utara, dan Batu Layang.

Karena tempat penampungan ini selanjutnya terbatasi, beberapa imigran juga tinggal menebar sampai daerah Cibeureum, Bogor. Pengungsi ini hidup berdikari dengan mengontrak rumah. Beberapa berdagang di Pasar Festival Cisarua.

“Imigran itu bisanya tidak memakai sarana yang mendukung, apa istilahnya, untuk bolak-balik. Mereka kerap kali jalan kaki. Jika perlu kendaraan, paling gunakan ojek,” katanya LIVE SDY.

Kepala Seksi Informasi dan Fasilitas Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Bogor Dedi Firman mengatakan penyebaran ini muncul karena ketentuan larang UNHCR dan International Organization for Migration memuat pengungsi Timur tengah di Bogor.

LIVE KOCOK HK Data paling akhir pada 2015, jumlah imigran di Bogor terdaftar 588 orang. Terbanyak masyarakat Afganistan, yakni 441 orang. Selainnya dari Afganistan, imigran paling banyak yang lain dari Bangladesh, Iran, Irak, Pakistan, Palestina, dan Sri Lanka.

“Pada akhirnya status imigran yang berada di Pucuk jadi berdikari. Berdikari itu punyai rumah sendiri. Kehadiran mereka diketahui oleh UNHCR karena mereka menggenggam info asylum seeker (pencarian suaka),” katanya.

Comments are closed.