Jadi Tidak Jadi Waduk Ciawi

Jadi Tidak Jadi Waduk Ciawi . Pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi jalan terganggu. Koreksi ketentuan jadi masalah khusus.

Muhammad Sukur, 53 tahun, masyarakat Dusun Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, tidak pernah menduga dusunnya akan terserang pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi. Minimal project dua bendungan itu akan makan tempat selebar 30,5 hektar di Dusun Sukakarya.

Di tempat itu terdapat dua perkampungan, yakni Daerah Cijulang dan Pasir Kalong, yang kemungkinan tergusur oleh project bendungan. Selainnya tanah tegalan, yang ada di daratan lebih rendah dekat Kali Cibogo.

Menurut Sukur, berita Sukakarya masuk tempat untuk pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi itu diketahui masyarakat semenjak Juli 2015. Saat itu ada publikasi yang sudah dilakukan Balai Besar Daerah Sungai Ciliwung dan Cisadane (BBWSCC) di dalam kantor Kecamatan Megamendung.

Waduk Ciawi akan memiliki luas 89,42 hektar, dan Waduk Sukamahi luasnya 49,82 hektar.”
Aparatur desa-desa yang terserang imbas berikut perwakilan masyarakat diundang. Selainnya Sukakarya, Waduk Ciawi dan Sukamahi yang berdekatan itu “menyerempet” Dusun Cipayung, Gadog, Sukamahi, Sukamaju, dan Kopo, yang masuk daerah administratif Kecamatan Cisarua.

Gagasannya, Waduk Ciawi akan memiliki keseluruhan luas 89,42 hektar, dan Waduk Sukamahi luasnya 49,82 hektar. Waduk yang pembangunannya atas ide Joko Widodo ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta itu diharap bisa menghambat banjir di Ibu Kota.

Pascapertemuan di Kecamatan Megamendung, masing-masing kades di tempat yang terserang imbas pembangunan waduk membuat satuan tugas. Satuan tugas itu selanjutnya mencatat tanah dan tempat masyarakat yang akan tergenangi air atau jadi lokasi penghijauan.

Saat ini jumlah tentu keluarga yang terimbas belum usai semua pencatatannya,” tutur Sukur, yang diplot jadi anggota satuan tugas Dusun Sukakarya.

Selainnya lakukan pencatatan, beberapa lalu petugas mulai menghitung beberapa lahan yang akan diganti jadi dam tersebut. Mereka memasangkan sejumlah pacak dari beton di beberapa lokasi. “Pengukuran telah, tetapi petugas belum bawa surat ijin sah,” kata Kepala Dusun Sukamahi, Encep Subandi.

Walau telah ada kegiatan di atas lapangan berkaitan pembangunan waduk, warga Bogor tetap bertanya kapan dua bendungan itu direalisasi. Karena, mereka dibikin kuatir oleh gagasan penggusuran dan besarnya ganti kerugian yang hendak mereka terima.

Menurut Kepala BBWSCC Teuku Iskandar, hingga kini pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada penentuan sah mengenai lokasi ke-2 waduk. Dengan belum ada penentuan lokasi itu, pembebasan tempat juga tetap ketahan.

Berdasar study pada 2006, lokasi yang lama tidak lulus dari sisi tehnis. Secara geologi, lokasi itu adalah tempat kegiatan vulkanik Gunung Pangrango.”
Diterangkan Iskandar, penentuan lokasi memerlukan peralihan Gagasan Tata Ruangan Daerah (RTRW) Kabupaten Bogor. Koreksi itu harus dilaksanakan karena Waduk Sukamahi belum tertera dalam RTRW Kabupaten Bogor atau Propinsi Jawa Barat. RTRW itu cuma berisi gagasan pembangunan Waduk Ciawi.

Dalam RTRW itu , Waduk Ciawi disebut ada di Kecamatan Ciawi dekat Gadog. Walau sebenarnya BBWSCC saat ini pilih lokasi baru di sejumlah dusun yang ada di Kecamatan Megamendung. Penggeseran lokasi waduk lebih ke hilir itu pasti bukan tanpa argumen empiris.

Berdasar study pada 2006, lokasi yang lama tidak lulus dari sisi tehnis. Secara geologi, lokasi itu adalah tempat kegiatan vulkanik Gunung Pangrango. Maknanya, ada sesar atau patahan di perut bumi. Hal tersebut pasti akan beresiko jika dibuat bendungan.

“Kalau bendungan bobol dan air tumpah ke hulu, dapat beberapa ribu nyawa melayang-layang,” papar Anggia Satrini, Kepala Sektor Program dan Rencana Umum BBWSCC.

Imbas yang lain, dari sisi sosial, ada semakin banyak warga yang perlu dipindah. Disamping itu, proses pembangunan akan mengusik lajur Pucuk, Bogor, karena dump truck akan kerap mondar-mandir di daerah tersebut.

Hal material yang diperlukan, jika waduk dibikin di Ciawi, volumenya capai 40 juta mtr. kubik, di Cipayung cuma 6,45 juta mtr. kubik, dan di Sukamahi cuma 1,enam juta mtr. kubik. ”Karena keperluan material ada disekitaran waduk (Cipayung dan Sukamahi),” tutur Satrini.

Tetapi, dinanti demikian lama, peralihan RTRW Kabupaten Bogor dan Pemerintahan Propinsi Jawa Barat tidak juga selesai. Walau sebenarnya pemerintahan inginkan pembangunan waduk itu dipercepat. Februari 2015, Presiden Jokowi kumpulkan pimpinan Pemerintah provinsi DKI, Jawa Barat, dan kementerian berkaitan. Dia memerintah, pembebasan tempat untuk dua dam itu kelar tahun ini.

“Memang rencananya dari pusat telah usai, tetapi proses tata ruangannya tetap ditanyakan ke propinsi,” sebut Bupati Bogor Nurhayati beberapa lalu.

Lambannya ulasan koreksi tata ruangan Kabupaten Bogor mengundang reaksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pada 19 Juni 2015, Ahok mengirimi surat ke Presiden dan minta supaya Jokowi mengeluarkan perintah presiden mengenai penetapan lokasi waduk.

Menyikapi Ahok, Menteri-Sekretaris Negara Pratikno minta Menteri Tugas Umum dan Perumahan Masyarakat lakukan pengkajian. Kementerian Tugas Umum mengajukan usul alternative supaya pembangunan waduk dapat selekasnya diawali, yaitu mengoreksi Perpres Nomor 54 Tahun 2008 mengenai Pengaturan Ruangan Teritori Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Pucuk, Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Dalam draf yang didapat Data China, koreksi itu diantaranya memberikan pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi dalam perpres peralihan kelak. Pratikno selanjutnya minta Kementerian Koordinator Ekonomi menindaklanjutinya. Sayang, sampai sekarang draf perpres itu belum sempat dibereskan oleh kantor Kemenko Ekonomi.

Semestinya perpres hasil peralihan itu usai pada 25 November 2015. Dengan perpres itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bisa selekasnya memberikan tambahan deskripsi detil tanah di lokasi calon bendungan.

Rencana dari pusat telah usai, tetapi proses tata ruangannya tetap ditanyakan ke propinsi.”
Gambar itu bisa menjadi perbekalan untuk BBWSCC untuk memutuskan lokasi waduk berikut batasan-batasnya. Jika sesuai agenda, BBWSCC memprediksi pembebasan tempat bisa dilaksanakan awal tahun depan.

Bersamaan dengan itu, sertifikasi design dua dam itu dapat dituntaskan pada Maret. Dan satu bulan selanjutnya, konstruksi bangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi dapat ditangani. Tetapi keinginan memang tinggal keinginan. Iskandar pastikan, semua gagasan kerja itu melenceng.

“Kalau perpresnya undur, ini akan geser semua (agenda) jadi,” Iskandar mengeluhkan.

Meminta Mengganti Rugi Rp 15 Juta Per Mtr.

Disiapkan dana Rp 150 miliar untuk pembebasan tempat Waduk Ciawi. Masyarakat menuntut ganti kerugian 3x lipat dari NJOP.

Kholid, 63 tahun, telah satu tahun ini risau. Tempat tinggalnya berikut tempat selebar 150 mtr. persegi di RT 05 RW 02, Dusun Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terancam terbenam oleh project pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi.

Tidak itu saja. Semenjak berita pembangunan dua bendungan itu kembali kuat berembus pasca-blusukan Joko Widodo (saat itu tetap memegang Gubernur DKI Jakarta) ke lokasi di akhir 2013, rejeki Kholid turut mengempis. Order pembikinan atau perbaikan rumah dan vila di Cipayung sepi karena beberapa orang cemas pada akhirnya akan tergusur.

Setiap hari Kholid memang profesinya sebagai tukang bangunan di kampungnya itu. Disamping itu, dia buka usaha jasa perawatan kaveling-kaveling tanah punya orang Jakarta. “Ada yang ingin bangun menjadi mentok semua. Haduh…!” keluhnya.

Menurut Kholid, dia dan masyarakat RT 05 biasanya menampik pembangunan waduk pencegah banjir di Jakarta itu. Karena, masyarakat kebingungan perlu ada di mana sesudah bedol dusun. Beli tempat baru di daerah Pucuk sudah tentu berat karena harga membumbung tinggi.

Kholid akui sebelumnya sempat memburu tanah ke Cilember dan Cibakom semenjak ada woro-woro berita pembangunan bendungan tersebut. Begitu terkejut dia sesudah ketahui harga tanah ukuran kecil saja pada dua daerah itu hebat mahalnya. “Tanah seupil di Cilember, 40 mtr., harga Rp 200 juta.”

Karenanya, masyarakat menuntut ganti kerugian yang cukup buat membuat rumah baru kelak. Kholid menetapkan harga rumah dan pelatarannya Rp lima juta per mtr. persegi. Dan tanah kosongnya Rp 1 juta per mtr. persegi. “Ada masyarakat yang pacak harga 10-15 juta per mtr.,” papar Kholid.

Karenanya, masyarakat menuntut ganti kerugian yang cukup buat membuat rumah baru kelak.”
Beberapa lalu, aparatur Dusun Cipayung bertandang ke masyarakat. Mereka bertanya harga yang disuruh masyarakat yang terserang imbas pembangunan waduk. Tetapi, sampai sekarang, belumlah jelas berapakah nilai ganti kerugian yang dijajakan pemerintahan.

Kholid juga sebelumnya sempat bertanya secara langsung ke kades mengenai pembebasan tanah untuk waduk tersebut. Tetapi si kades pun tidak berani pastikan harga. “Saya (yang) nentuin, tetapi tidak maka saya dituntut warga,” kata kades.

Kholid minta pemerintahan selekasnya memberikan keterangan ke warga. Apalagi, semenjak 1973, gagasan project bendungan itu selalu menguap. Jika tidak ada keterangan , masyarakat mengajukan usul supaya gagasan ini kali diurungkan saja. “Seharusnya pemerintahan kasih perhatian. Kasih plang sekaligus demikian,” ucapnya.

Kekuatiran yang masih sama dirasa masyarakat yang lain terserang imbas pembangunan waduk yang ada di Dusun Sukakarya. Kepala Tubuh Pembicaraan Dusun di tempat, Asep Mubarok, menjelaskan Sukakarya, yang luasnya 339,25 hektar, adalah daerah yang lahannya terbanyak terserang project waduk. Karena, dusun itu ada di dua waduk yang akan dibuat, yaitu Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi.

Masyarakat yang terancam menjadi korban penggusuran kebingungan bila harga pergantian tidak cukup buat membeli tanah dan membangun rumah kembali.”
Di Sukakarya, sekitar dua rukun tetangga, yakni RT 04 RW 02 dan RT 02 RW 3, masuk gagasan pembangunan dua bendungan itu. “Kalau tidak salah, di RT 04 saja nyaris 100 rumah yang hendak terserang,” kata Asep.

Masyarakat yang terancam jadi korban penggusuran kebingungan bila harga pergantian tidak cukup buat beli tanah dan membuat rumah kembali. Karena, harga tanah di Dusun Sukakarya naik tajam sesudah diboyong oleh beberapa orang dari Jakarta.

Disamping itu, mereka menampik berpindah ke luar dusun karena ada di Sukakarya semenjak lahir. Jalinan dengan beberapa tetangga juga dekat. Disamping itu, banyak yang khawatir dengan mata penelusuran mereka. “Warga sebagai pekerja tani akan tidak bekerja karena tegalan digusur,” sebut Saefullah, Ketua RT 04 Dusun Sukakarya.

Dia mengutarakan, saat masyarakat kebingungan cari rumah baru, ada desas-desus yang menambahkan kegundahan mereka. “Ada rumor kelak gantinya rumah atur seperti di Jakarta. Entahlah darimanakah itu,” ucapnya.

Menurut Saefullah, masyarakat menampik digusur terkecuali harga yang dijajakan sesuai kemauan mereka. “Jika kami tidak dirugikan, ya kami sudah siap memberikan dukungan (pembangun bendungan). Tetapi, jika pergantiannya tidak sesuai dengan, kami semua menampik.”

Sampai sekarang ini, baru dilaksanakan 1x tatap muka di antara masyarakat dan Kepala Dusun Sukakarya di aula Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah, yang ada di dusun tersebut. Tetapi, pada pertemuan tersebut, yang diulas baru hanya gagasan pembangunan bendungan. Adapun besaran nilai pembebasan tempat dan kapan saatnya tidak disebut.

Penampikan masyarakat Sukakarya atas penggusuran itu dibetulkan Asep. “Saat masyarakat dihimpun bersama kades, ketua RT, ketua RW, dan beberapa tokoh warga selesai Idul Fitri 2015, masyarakat menampik itu (penggusuran),” katanya.

Masyarakat siap digusur bila nilai uang gantinya 3x lipat dari harga jual objek pajak (NJOP) tanah dan rumah di daerah tersebut. Masalah NJOP di Sukakarya, Asep tidak mengutarakan. Tetapi, yang dia mengetahui, tempat yang berada di tepi jalan harga Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.

“Jika lokasinya tidak di tepi jalan, harga per mtr. persegi Rp 250 ribu. Itu juga tanah kosong,” ucapnya.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko belum ketahui berapakah ganti kerugian yang hendak diberikan ke masyarakat yang mau tak mau digusur oleh pembangunan waduk. Sampai sekarang, pembebasan tempat tetap terhalang oleh belum ada penentuan sah lokasi waduk dan batasan-batasnya. Tetapi dana untuk pembebasan tempat Rp 150 miliar telah dipersiapkan oleh DKI Jakarta.

“Kemarin kami sediakan Rp 150-an miliar. Jika kurang, kelak akan diselenggarakan di APBD. Tidak terlampau besar . Kelak jika sudah siaplah,” ucapnya.

Vila Penggede Juga Jadi Korban

Vila punya Denny J.A., Hotma Sitompoel, Ruhut Sitompul, Idrus Marham, dan aktris Chintami Atmanegara terancam digusur untuk waduk.

Ornament dengan tinggi 15 mtr. berwujud kepala manusia dan burung rajawali yang menempati di atasnya berdiri yang tegak di muka pintu masuk sebuah vila yang berada di Kompleks Vila Bukit Cijulang, Dusun Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Siapa kira, vila selebar 5 hektar itu punya Denny Januar Ali, bos Lingkaran Survey Indonesia (LSI). Untuk masuk ke dalam tempat vila yang luas itu, Denny sediakan tiga unit mobil golf, yang telah dipersiapkan di muka gerbang komplet dengan pengemudinya.

Kocok Sdy berpeluang melihat-lihat vila itu memakai mobil golf. Demikian melalui gerbang, terlihat bangunan tetap disebelah kiri. Bangunan itu adalah lapangan futsal.

Makin ke, terlihat sebuah bungalo selebar sekitaran 300 mtr. persegi. Tidak jauh dari bungalo, ada bangunan tetap yang ukuran lebih kecil, yang ditujukan buat ruangan tatap muka.

Disamping itu, vila yang berdiri semenjak 2006 itu diperlengkapi kolam berenang, tempat biliar, dan 3 buah gazebo untuk santai. Untuk menjaga dan jaga vila itu, Denny mengaryakan 15 pegawai.

Ujang Muhidin, salah satunya anggota staff Denny, menjelaskan sang empunya vila tiba satu minggu sekali, tiap hari Selasa. Umumnya, kata Muhidin, Denny habiskan waktu di vila khusus secara bersantai-santai dan istirahat. Bila sedang ada rapat LSI, baru ruangan tatap muka di vila itu digunakan.

“Jika ada rapat LSI, umumnya di ruangan rapat,” Muhidin menambah.

Diukur sich telah, tetapi digusur atau tidak, saya kurang tahu. Kan belumlah jelas .”
Dan sarana lain, seperti tempat futsal dan biliar, menurut Muhidin, umumnya dipakai bila ada keluarga atau rekan Denny yang bertandang.

Tetapi semua kemewahan di vila itu terancam pupus. Masalahnya vila itu masuk ke peta yang terserang imbas pembangunan Waduk Ciawi.

Petugas Tubuh Pertanahan Nasional, ditemani piranti Dusun Sukakarya, sebelumnya pernah tiba untuk menghitung tanah punya Denny tersebut. Saat dilaksanakan pengukur tiga bulan kemarin itu, Denny juga melihatnya.

“Diukur sich telah, tetapi digusur atau tidak, saya kurang tahu. Kan belumlah jelas ,” tutur Muhidin. Berkali-kali Denny dicoba diminta verifikasi SLOT GACOR, nomor teleponnya tidak aktif.

Tidak cuma punya Denny, vila-vila yang lain di Kompleks Vila Bukit Cijulang terancam juga tergusur oleh pembangunan waduk. Beberapa vila bisa menjadi lokasi kubangan air Waduk Ciawi, beberapa yang lain jadi tempat penghijauan.

“Vila itu legal. Ada surat-suratnya. Kan dibangun di tanah tradisi, tidak di tanah negara,” kata Muhamad Sukur, 53 tahun, anggota Satuan tugas Penyiapan Waduk Sukamahi Dusun Sukakarya, ke rtp wadahtogel .

Keseluruhan ada 23 vila di kompleks yang memiliki jarak sekitaran 2 km dari Jalan Raya Pucuk Km 72, Bogor, tersebut. Sesuai namanya, kompleks itu ada di Bukit Cijulang. Vila Denny ada di sisi bawah, dibelah oleh Kali Cibogo. Dan vila-vila yang lain “bergerombol” pada bagian atas bukit.

Beberapa nama terkenal, seperti Sekretaris Jenderal Partai Golkar versus Munas Bali Idrus Marham dan aktris Chintami Atmanegara, terdaftar sebagai pemiliknya. Dua advokat populer, yaitu Hotma Sitompoel dan Ruhut Sitompul, punyai vila di kompleks itu.

Sanusi, petugas keamanan di kompleks vila yang berdiri semenjak 2002 itu, menerangkan, Hotma ialah orang pertama kali yang mempunyai vila di kompleks itu. Itu penyebabnya, Hotma didaulat jadi ketua paguyuban pemilik vila di kompleks itu.

Vila itu legal. Ada surat-suratnya. Kan dibangun di tanah tradisi, tidak di tanah negara.”
Di mata Sanusi, antara pemilik vila di kompleks itu, Hotma dikenali paling royal. Dia kerap memberikan uang ke petugas keamanan di kompleks tersebut. “Ia orangnya royal. Jika ia tiba, kami selalu diberi uang beberapa ratus ribu rupiah,” katanya. Tetapi, kata Sanusi, dalam satu tahun Hotma cuma tiba 3x.

Vila Idrus berdiri di tanah selebar | lebih kurang 1 hektar. Arsitektur bangunan vila Idrus berpenampilan Belanda dengan supremasi warna putih pada dinding bangunan. Vila itu diperlengkapi sebuah kolam renang dan dua gazebo komplet secara ayunan.

Dari kembali gerbang vila, seorang wanita namanya Hanna, yang bekerja bersihkan vila, menjelaskan Idrus jarang-jarang bertandang ke arah tempat tersebut.

“Bapak (Idrus Marham) cuma tiba 5 bulan sekali. Yang kerap kesini mertua Pak Idrus. Ibu mertua Pak Idrus tiba satu bulan sekali,” papar Hanna ke situs togel terpercaya.

Adapun vila Chintami ada di samping vila Idrus. Pada pintu masuk vila ada tulisan “Puri Cinta”. Vila selebar 2 hektar itu bangunannya memiliki motif Jawa.

Menurut Solihin, salah satunya penjaga vila punya Chintami, bosnya itu umumnya bertandang 3 bulan sekali. “Jika tiba cuma sekian hari,” tutur masyarakat Sukakarya itu.

Sekian tahun awalnya, vila itu selalu ramai karena kerap dikontrakkan untuk shooting film sinetron. 3 tahun terakhir, vila itu tak lagi digunakan untuk shooting. Untuk menjaga vila itu, Chintami mengaryakan lima pegawai.

Vila saya digusur? Yang katakan siapa? Tidak ada infonya ke saya sampai sekarang ini. ”
Masalah berita gagasan penggusuran, Solihin akui tidak paham. Chintami sendiri kerap menanyakan masalah kebenaran berita pembangunan waduk itu ke Solihin.

Dan vila punya Ruhut Sitompul sekarang ini telah beralih tangan ke advokat Juniver Girsang. Sanusi tidak tahu benar kapan vila dengan lantai dua yang berdiri di atas tempat selebar 2 hektar itu beralih tangan. Tetapi info Sanusi dibantah Juniver.

Ke Kocok HK, Juniver menolak berita beli vila Ruhut. “Ah, ngarang saja kamu. Tidak, dari sejak awalnya (punyai) kita. Ruhut punyai (sendiri) ia. Lain jika ia. Kau bertanya sendirilah,” kata Juniver.

Saat ditanyakan masalah gagasan penggusuran, dia akui tidak paham. Karena, hingga kini informasi itu belum sampai ke telinganya. “Vila saya digusur? Yang katakan siapa? Tidak ada infonya ke saya sampai saat ini,” katanya.

Menurut advokat terkenal ini, vilanya selebar 3 hektar ada di daratan yang lebih tinggi, menjadi kemungkinan tidak terserang gusur waduk. Tetapi, andaikan betul digusur, dia mengharap argumen penggusuran itu tidak dibuat-buat.

“Punyai Denny di bawah, mungkin buat tempat penampungan, iya, sampai ke situ. Tetapi kan harus clear . Saya tidak sebelumnya pernah dikasih tahu (pengukur). Pasti, jika saya dikasih tahu, saya verifikasi, donk,” ucapnya.

Dan masalah harga, sudah pasti Juniver akan memperbandingkan pada harga pasaran terkini. “Dahulu kita membeli tanah harga Rp 500 ribu per mtr. persegi. Jika saat ini berapakah? Saya tidak ingin bertaruh. Karena sebelumnya tidak pernah ada pada niat saya untuk jual,” tutur Juniver.

Comments are closed.