Bernapas Dalam Debu Semen

Bernapas Dalam Debu Semen

Bernapas Dalam Debu Semen Debu PT Semen Indonesia di Tuban, Jawa Timur, mengusik pernafasan, pertanian masyarakat disekelilingnya. PT Semen Indonesia memandang debu itu tetap dalam batasan kewajaran.

Semua darurat rumah di Dusun Karanglo dalam waktu cepat memutih seperti salju. Hijaunya dedaunan juga musnah tertutup debu yang begitu tebal. Sekian tahun, setiap musim kemarau datang, seperti tersebut situasi dusun di Kecamatan Kerek itu. Masyarakat juga dibikin benar-benar ribet.

“Jika musim kemarau, di sini gentingnya jadi putih. Masyarakat tidak dapat menjemur pakaian di luar rumah,” kata Sunandar, Kepala Dusun Karanglo, ke Live Draw China saat dijumpai di kantornya.

Dusun Karanglo memiliki jarak cuma beberapa ratus mtr

Dusun Karanglo memiliki jarak cuma beberapa ratus mtr. dari pabrik PT Semen Indonesia, yang telah 22 tahun bekerja. Karena sangat dekatnya jarak pemukiman dengan pabrik semen, masyarakat berusaha melatih diri debu-debu yang bersebaran. “Ndak diroso kembali (tidak dirasa lagi), wong telah terbiasa. Tiap hari kepanasannya, ya, sama debu,” kata masyarakat di tempat, Darmin, 55 tahun, ke LIVE KOCOK SDY.

“Uang debu” itu cuma diberikan ke masyarakat yang tempat tinggalnya bersisihan dengan pabrik.”
Debu-debu itu bukan hanya mengusik kegiatan masyarakat. Pendapatan masyarakat juga turut terserang imbas karena banyak tanaman mereka yang tidak berhasil panen karena paparan debu yang terlalu berlebih tersebut.

Dusun selebar 296.099 hektar ini dengan penduduk 5.498 jiwa, dan sebagian besar bekerja sebagai petani. Rerata mereka menanam palawija dan buah mangga. Menurut Sunandar, ketika musim kemarau panjang tahun kemarin, beberapa puluh hektar pohon mangga punya masyarakat tidak berhasil panen. Masalahnya puncak bunga tidak dapat mengembang prima karena terkena debu.

Tetapi rugi masyarakat yang tidak berhasil panen itu mendapatkan ganti rugi dari PT Semen Indonesia. Besarannya bergantung luas tempat masyarakat. “Alhamdulillah dapat. Sesuai luas tempat dan jumlah tanaman yang terimbas. Tetapi cuma perkebunan yang tempatnya berhimpitan dengan lokasi pabrik,” papar Sunandar.

Selainnya menukar rugi karena tidak berhasil panen tanaman

Selainnya menukar rugi karena tidak berhasil panen tanaman, faksi PT Semen Indonesia memberi dana corporate social responsibility (CSR). Setiap dusun mulai 2015 dikasih bujet. Dana itu berbentuk program. Per dusun dibujetkan Rp 250 juta. “Awalnya berbentuk dana tunai ke warga,” kata Sunandar.

Tetapi, berdasar pernyataan Hasmuri, 40 tahun, figur warga Desa Karangrejo, Dusun Karanglo, dana langsung tunai PT Semen Indonesia itu tidak menebar rata. “Uang debu” itu cuma diberikan ke masyarakat yang tempat tinggalnya bersisihan dengan pabrik. Dan, kata Hasmuri, sepanjang pabrik berdiri, “uang debu” sejumlah Rp 17 ribu sepanjang tiga bulan cuma diberi 2x.

Yang atur pembagian uang itu, katanya, ialah pamong Dusun Karanglo. “Saya tidak dapat. Masyarakat lainnya juga banyak yang tidak terima,” keluh Hasmuri.

Sebelumnya ada pemantauan dari dusun, tambang dekat Karanglo itu dahulu gunakan dinamit. Sesuatu kali hasil ledakan menerpa rumah masyarakat.”

Sumiarto, figur warga Karanglo
Permasalahan bukan hanya stop di situ. Karanglo, yang bersebelahan secara langsung dengan tambang kapur (karst), bahan baku pembikinan semen, rasakan dampak lain. Pemakaian dinamit untuk penambangan kapur seringkali memunculkan permasalahan.

Selainnya bunyi dan kerasnya getaran yang dirasa masyarakat Karanglo

Selainnya bunyi dan kerasnya getaran yang dirasa masyarakat Karanglo, bongkahan batu kapur sebelumnya pernah menerpa pemukiman masyarakat. Untungnya, peristiwa itu tidak memunculkan korban jiwa.

“Sebelumnya ada pemantauan dari dusun, tambang dekat Karanglo itu dahulu gunakan dinamit. Sesuatu kali hasil ledakan menerpa rumah masyarakat. Pada akhirnya masyarakat protes,” kata Sumiarto, figur warga Karanglo.

Sunandar mengaku pernah melontarkan protes berkaitan pemakaian dinamit. Peledakan, yang umumnya diawali jam 13.00-14.30 WIB, terkadang terlampau keras. Kaca dan rumah masyarakat sampai tergetar luar biasa.

Faksi dusun sebelumnya pernah membuat sebuah team pengawas khusus yang mengawasi pemakaian dinamit oleh penambang kapur. Sayang, saat team pengawas ini mulai meleng, faksi Semen Indonesia ledakkan lagi bahan tambang dengan dinamit.

“Berkaitan dengan ledakan yang tiap hari dilaksanakan oleh penambang, bila faksi dusun tidak lakukan pemantauan dan protes, ledakan tentu saja keras. Jika diberitahukan, terkadang perlahan kembali,” tutur Sunandar menceritakan.

Selainnya masyarakat Dusun Karanglo, Dusun Sumberarum, yang lokasinya berdekatan dengan Karanglo, jadi target paparan debu Semen Indonesia. Dusun Sumberarum, yang memiliki jarak sekitaran 1 km dari pabrik, turut terserang imbas debu yang dari cerobong pabrik PT Semen Indonesia.

Toto, 45 tahun, masyarakat Desa Kasiman, Dusun Sumberarum, saat dijumpai LIVE KOCOK HK menjelaskan umumnya cerobong PT Semen Indonesia mulai keluarkan debu di sore hari, sekitaran jam 16.00 WIB, sampai larut malam. Debu yang keluar cerobong itu, bila terisap dalam periode waktu tertentu, dapat menyebabkan napas sesak.

Debu-debu itu juga mencapai tempat pertanian masyarakat Dusun Suberarum

Debu-debu itu juga mencapai tempat pertanian masyarakat Dusun Suberarum. “Jika debunya tebal, daun jagung sama kacang hijau pada mengerut,” tutur Toto.

Masalah debu yang dari cerobong PT Semen Indonesia, seorang pegawai di perusahaan itu mengutarakan ada elemen dalam cerobong asap yang memiliki masalah semenjak 2003. Alat yang rusak itu berbentuk peredam dan penyaring debu hasil pembakaran batu kapur dan karst. Pegawai di lingkungan pabrik semen biasa menyebutkan nama alat itu back filter.

Bila alat itu berperan secara baik, debu dan asap yang dibuat dari pembakaran akan ditahan sebegitu rupa hingga tidak keluar. “Jika orang semen (pegawai PT Semen Indonesia) katakan itu back filter-nya telah tidak berperan semenjak 2003,” tutur sang sumber saat dijumpai Data China, Minggu, 17 April 2016.

Kerusakan back filter itu membuat debu dan asap pembuangan bersatu dan menebar ke desa-desa di lingkungan sekitar pabrik semen. Beberapa karyawan di lingkungan pabrik, kata sumber itu, banyak yang mengeluhkan napas sesak, khususnya pegawai yang bekerja pada bagian luar.

Karyawan yang di luar, seperti cleaning servis, sisi peledakan

Karyawan yang di luar, seperti cleaning servis, sisi peledakan, operator, petugas satpam, yang outdoor-lah, rerata (sakit) paru-paru, bisik sumber tersebut.

Bahkan juga sumber itu menyebutkan, ada 100-200 pegawai sisi luar yang terserang infeksi aliran pernafasan.

Tetapi, semua tuduhan itu dibantah Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia. Menurut Agung, sepanjang 333 hari bekerja dalam satu tahun, tanpa sehari juga kebocoran pabrik ya tidak mungkin. “The best itu, 99 % telah bagus. Yang 1 % masih juga dalam batasan kewajaran. Karena, PT SI (Semen Indonesia) selalu meng ikuti standard pemerintahan,” terang Agung.

Sejauh ini PT Semen Indonesia, disebutkan Agung, memakai alat pengukuran penekanan yang tidak dapat diganti oleh siapa saja. Bahkan juga hacker yang handal juga tidak dapat menggantinya.

Alat itu dipantau tiap detik sepanjang 24 jam untuk mengawasi emisi debu yang dikeluarkan. Saat Kocok Sdy memberikan photo berbentuk cerobong di pabrik PT Semen Indonesia yang mengepul, Agung menyangka photo itu bisa jadi direkayasa.

Disebutkan Agung, pabrik PT Semen Indonesia di Tuban, Jawa Timur, mempunyai empat cerobong asap. Semua cerobong itu selalu dicheck tubuh mandiri dan terakreditasi. “Begitu kita melalui tingkat batasan, ditutup pabrik kita, Mas. Tidak ada sepakat itu,” Agung memperjelas.

Masalah lokasi pabrik yang bersisihan dengan rumah masyarakat hingga memunculkan permasalahan debu, Agung selanjutnya ungkap bukti, dahulu jarak pabrik dengan perkampungan warga 10 km. “Mereka (warga) yang makin merapat. Karena jalanan telah mulus, warga langsung membuat rumah disekitaran pabrik,” tutur Agung  .

Walau demikian, PT Semen Indonesia masih tetap memerhatikan warga yang ada di lingkungan pabrik lewat CSR. Bahkan juga tempat perusahaan yang belum sempat dipakai banyak yang diberi dengan gratis ke masyarakat untuk ditanam. Tetapi pemberian tempat itu dibarengi surat kesepakatan yang mengatakan jika tanah itu punya PT Semen Indonesia. Maksudnya agar anak-cucu masyarakat yang dikasih tempat memahami jika tempat itu bukan punya nenek moyangnya.

Comments are closed.