Topik kesehatan reproduksi

Topik kesehatan reproduksi

Topik kesehatan reproduksi  masih dianggap tabu oleh remaja, meskipun mereka berisiko mengalami masalah kesehatan reproduksi dan mental. Pengetahuan dan pengalaman remaja Data China terkait topik ini masih sangat terbatas, dengan pemahaman yang sebatas pada aspek fisik seperti pubertas dan menstruasi.

Sumber informasi kesehatan reproduksi (kespro) dan kesehatan mental yang diakses oleh remaja melalui media digital belum inklusif dan tidak didukung oleh pendampingan profesional. Kocok HK Disisi lain, program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) belum sepenuhnya diakses atau dipahami oleh remaja.

Hasil penelitian tentang persepsi remaja mengenai kesehatan reproduksi dan kesehatan mental oleh Kelompok Peneliti Muda, yang terdiri dari Forum Anak Nasional (FAN) dan Children & Youth Advisory Network (CYAN), menunjukkan bahwa kondisi ini perlu mendapatkan perhatian lebih.

Dalam penelitian ini, terdapat kurangnya ketersediaan informasi dan akses remaja

Dalam penelitian ini, terdapat kurangnya ketersediaan informasi dan akses remaja terhadap program kesehatan reproduksi dan mental.

Data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022 menunjukkan bahwa 34,9 persen remaja mengalami masalah kesehatan mental, namun hanya 2,6Kocok Sdy persen yang mengakses layanan konseling. Kurangnya pengetahuan kespro membuat remaja lebih rentan terhadap penyakit menular seksual (PMS), HIV, kekerasan seksual, dan kehamilan remaja yang

Faktor-faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal memengaruhi minimnya pemahaman remaja terkait kesehatan reproduksi (kespro). Beberapa faktor tersebut mencakup lingkungan keluarga, pertemanan, dan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga yang kurang memberikan pemahaman dan informasi mengenai kespro, serta kondisi kemiskinan, dapat menjadi faktor yang berpengaruh.

Lingkungan pertemanan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan perilaku berisiko pada remaja, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan kespro. Faktor pendidikan dan norma masyarakat juga turut berkontribusi pada rendahnya pemahaman kespro di kalangan remaja. Nilai, norma, dan kepercayaan dalam masyarakat dapat meningkatkan risiko remaja mengalami gangguan kespro.

Dalam konteks kesehatan mental, terdapat perbedaan pemahaman antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Remaja laki-laki cenderung mendefinisikan kesehatan mental hanya sebatas gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan bipolar.

Comments are closed.