Takut Sekali Jika Tidak Dibayarkan Kepala Kami Dipotong

Takut Sekali Jika Tidak Dibayarkan Kepala Kami Dipotong

Takut Sekali Jika Tidak Dibayarkan Kepala Kami Dipotong Pembebasan sepuluh masyarakat negara Indonesia yang ditahan barisan separatis Abu Sayyaf di Filipina menjumpai jalan panjang dan berkelok. Beberapa tawanan itu pada akhirnya dapat dipulangkan ke Indonesia pada Minggu, 1 Mei 2016, sesudah 35 hari jalani penyanderaan.

Semua sisi proses dari pembebasan tawanan itu demikian mencekam, termasuk di saat beberapa awak kapal Brahma 12 itu beberapa langkah kembali terlepas dari pegangan Abu Sayyaf. Mereka dibawa beralih-pindah dari 1 tempat ke arah tempat lain dengan pengamanan ketat tentara Abu Sayyaf.

lebih kurang 500 mtr. dari pertigaan, mobil stop ke kiri (parkir). Kami takut sekali. Kami berpikir kami ingin dioper ke beberapa grup lain. Sesudah kami turun, di sana beberapa orang gunakan kedok, tentara-tentara (Abu Sayyaf itu),” kata mualim kapal Brahma 12, Julian Philip, ke Data China.

Berikut pembicaraan Julian mengenai beberapa detik

Berikut pembicaraan Julian mengenai beberapa detik pembebasan ia dan beberapa rekannya saat diinterviu Ibad Durohman dari Kocok Sdy, Selasa, 10 Mei 2016. Kami sekitaran 4 jam tidak tahu dari pulau mana, dan didaratkan dalam suatu pulau . Di jembatan batu-batuan. Dan kami menanti di sana. Mendadak ada mobil tiba. Di sana banyak tentara Abu Sayyaf dengan senjata komplet. Nach, sesudah beberapa orang itu (barisan Abu Sayyaf) turun dari mobil, kami di turunkan dari perahu. Kami mengganti mobil tersebut.

Rupanya ada seseorang dari anggota mereka yang turut dengan kami. Sesudah mobil jalan ke dataran, bertemu sebuah pertigaan. Jika arah ke kiri ke arah kota. Di pertigaan itu, ada bapak-bapak anggota Abu Sayyaf bicara, “Ini hari kalian bebas, dan ini hari kalian akan pulang ke Indonesia.” Kami belum yakin karena istilahnya kami kan tetap di jalan, belum sampai Indonesia.

Mobil jalan kembali. | lebih kurang 500 mtr. dari pertigaan, mobil stop ke kiri (parkir). Kami takut sekali. Kami berpikir kami ingin dioper ke beberapa grup lain. Sesudah kami turun, di sana beberapa orang gunakan kedok, tentara-tentara (Abu Sayyaf itu). Ada yang tidak gunakan kedok, tetapi umumnya gunakan kedok. Kami takut sekali.

Selanjutnya ada bapak-bapak yang mendekati kami. Ia katakan, “Mana yang bernama Julian?” Saya katakan, “Saya, Pak.” Ia katakan kembali, “Saya yang berbicara sama kamu waktu kurang lebih 1 minggu kamu ditahan.  Kemudian kami diinterviu oleh wartawan Metro TV, satu demi satu.

Yang mendekati dan akui menghubungi Anda

Yang mendekati dan akui menghubungi Anda barusan itu siapa? Itu Pak Baidowi (Ahmad Baidowi, negosiator Yayasan Sukma). Karena ia yang berbicara sama saya, sebelumnya pernah komunikasi melalui telephone. Bapak itu panggil saya kembali. “Julian, tolong beberapa anak bersepuluh naik mobil ini. Mobil ini tidak stop ke arah kota. Jika kalian sampai di kota, lantas menyaksikan ada pom bensin di situ, kalian secara langsung lompat, karena mobil ini tidak stop.”

1/2 jam perjalanan kami sampai di kota. Hujan lebat, kami basah kuyup. Kami lompat semua. Di situ banjir, air telah 1/2 betis. Sesudah lompat, Kocok HK kami diminta menanyakan sama orang sekeliling di mana rumah Gubernur Sulu. Kami bertanya sama beberapa orang tepi pom itu di mana rumah gubernur. Mereka menunjuk salah satunya rumah. Kami segera ke arah rumah tersebut. Di sana ada keamanan. Mereka bertanya kami siapa, saya katakan kami 10 orang Indonesia yang ditahan. Kami sampai di sana jam 13.15.

Apa negosiator Yayasan Sukma turut mengantar ke rumah Gubernur Sulu?
Mereka pisah dengan kami cocok di pertigaan tersebut. Mereka naik mobil tentara itu apa tidak, kami tidak tahu. Kami cuma bersepuluh sama pengemudi satu. (Kami) tidak tahu pengemudinya apa dari Abu Sayyaf apa bukan. Yang terpenting, mobil itu tidak akan stop, kami segera lompat saja.

Pada akhirnya kami dibawa ke basis militer (Jolo). Kami dicheck kesehatan di Jolo tersebut. Naik tiga mobil dan dijaga satu mobil polisi. Ada interviu sedikit dengan beberapa orang di situ, dari militer atau darimanakah, lantas kami segera naik dua helikopter. Setiap helikopter ada pilot, kopilot, sama ada seorang pengiring. Kami segera diterbangkan ke Zamboanga.

Setelah tiba di Zamboanga ada orang Metro TV

Setelah tiba di Zamboanga ada orang Metro TV, Pak Viktor (Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat Viktor Bungtilu Laiskodat), terus orang Kedutaan, Pak Eddy (Koordinator Peranan Politik KBRI Manila Eddy Mulya).

Ada acara resmi dari pemerintahan Filipina berkaitan pembebasan ini?
Tidak ada. Hanya, kami dicheck kesehatan untuk ke-2 kalinya di pangkalan militer Zamboanga. Kami diberi minum, roti. Terus dibawa kembali ke sesuatu bangunan. Kami diinterviu (militer). Yang diinterviu cuma berdua, saya dan teman, karena yang dapat bahasa Inggris. Kami ditanyakan mulai peristiwa sampai pembebasan. Terus ditunjukkan beberapa foto beberapa orang Abu Sayyaf. Tetapi tidak ada beberapa orang yang sukses kami analisis. Masalahnya, kan kami tidak dapat mengenal beberapa wajah yang menarik kami. Mereka pada tutup muka. Tidak lama terus dibawa langsung ke pesawat.

Beritanya pesawat sebelumnya sempat transit di Balikpapan, Kalimantan Timur?

Beritanya pesawat sebelumnya sempat transit di Balikpapan, Kalimantan Timur?
Iya. Karena di Balikpapan isi bahan bakar. Nach, sampai di Balikpapan, ada pejabat kepolisian sama tentara yang naik ke kapal jabat tangan kami. Di Balikpapan | lebih kurang satu jam. Disana langsung ke Halim Perdanakusuma.

Anda ketahui permasalahan pelunasan itu seperti apakah?
Tidak paham. Kami dibayar uang 50 juta peso atau mungkin dengan apa kami tidak paham. Yang kami mengetahui, kami dijemput, terus kami dibawa ke Indonesia. Sampai kami dapat pulang. Kami tidak saksikan bentuk uangnya bagaimana. Satu minggu saat saya ditawan, mereka kasih berbicara sama saya (telephone Baidowi). Pada perbincangan pertama, saya memakai bahasa Inggris. Sesudah tahu jika orang Indonesia, kami berdua ketawa. Baru bicara Indonesia. Penyandera itu berbicara ke saya, “Tak perlu kebanyakan bicara. Bertanya saja, saat ini posisi uangnya berada di mana.” Terus Bapak (Baidowi) katakan, “Uang saat ini berada di Manila.” Mereka (penyandera) katakan, “Cepat membawa saja uangnya tersebut. ” Terus bapak itu katakan, “Ya, kami akan berusaha seoptimal mungkin. ”

Tindakan barisan Abu Sayyaf ke tawanan sendiri bagaimana?
Baik ke kami. Jika sakit juga kami harus bicara agar dihantarkan obat. Jika mereka makan, kami makan. Mereka minum, kami minum. Mereka merokok, kami merokok. Tidak ada tindakan kasar. Mereka kasar jika yang mereka meminta itu (tidak selekasnya tiba). Kan beberapa kali sudah mereka janji sama orang yang pegang uang itu, berjumpa di sini tidak berhasil, ingin bertemu di situ tidak menjadi kembali. Nach, itu yang membuat mereka geram, dan memberikan ancaman kami akan dipotong. Demikian.

Daftar Tawanan
1. Peter Tonsen Barahama
2. Julian Philip
3. Alvian Elvis Peti
4. Mahmud
5. Surian Sah
6. Surianto
7. Wawan Saputra
8. Bayu Oktavianto
9. Rinaldi
10. Wendi Raknadian

Comments are closed.