Takut Dipancung Jika Pulang

Takut Dipancung Jika Pulang , Sejumlah anggota Gafatar tetap keras kepala dan takut pulang. Mereka takut mendapatkan hukuman berat di desa halaman.Nenek berumur 73 tahun, Sarah, masuk gedung Panti Sosial Loka Bina Kreasi sekalian menangis terisak. Keresek berisi baju dan makanan dia meninggalkan di teras panti di Jalan Bina Marga Nomor 48, Cipayung, Jakarta Timur, tersebut.

Anak Sarah, Abdul Rauf Sah, berkali-kali menampik kedatangan sanak saudara dan kontribusi makanan di panti tersebut. Kedatangan Sarah sanggup melelehkan hati Abdul Rauf. Ketentuannya, cuma Sarah yang masuk.

“Yang terpenting saya, anak, dan istri sehat. Keperluan kami telah disanggupi faksi dinas sosial. Minta doanya saja,” sebut Abdul ditirukan dengan seorang petugas panti mengenakan seragam karyawan negeri sipil.

Abdul adalah bekas anggota Pergerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan pemerintahan dan dimuat di panti tersebut.Live Draw China Nasibnya terkatung-katung semenjak pemukiman bekas anggota Gafatar di Desa Moton Asam, Dusun Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dibakar masyarakat.

Informasi yang diterima keluarga Abdul juga sepenggal-sepenggal. Abdul sebelumnya pernah mohon pamit untuk mengadukan nasib bersama organisasi bungkusyarakatan yang di ikutinya semenjak sekitaran 2012 itu buat mengolah tanah di Mempawah. Tetapi, persisnya Mempawah samping mana, Abdul tidak pernah ingin beritahukannya. Adik iparnya, Rina Marliawati, akui keperginya Abdul bisa disebut 1/2 minggat. Abdul jual tempat tinggalnya di Jati Asih, Bekasi, untuk ke Kalimantan tanpa memberitahu keluarga. Malam mendekati kepergiannya, dia singgah ke rumah Sarah di Condet, Jakarta Timur, untuk memercayakan sepeda motor.

Rina akui keluarga besarnya hampir patah semangat untuk cari info tentang kehadiran Abdul. Pesan lewat handphone sebelumnya tidak pernah dibalas. “Sesudah ia sekian hari tidak ada, kami bertanya di mana, ia menjawab di Kalimantan. Ia kerap up-date status (BBM). Tetapi, cocok kami bertanya, ia sebelumnya tidak pernah menjawab,” kata Rina.

Keperginya Abdul memang tidak diperhitungkan. Dia termasuk sebagai keluarga mapan. Abdul melalui profesi sebagai kontraktor. Saat sebelum berpengalaman di Jabodetabek, dia mengolah project dan ada di Palu, Sulawesi tengah.

Kekuatiran keluarga semakin bertambah karena Abdul ikut ajak istri dan dua anaknya ke Kalimantan.LIVE KOCOK SDY Beberapa anak diminta keluar sekolah semenjak dia gabung dengan Gafatar. Keadaan Kalimantan, berpikir Rina, semakin menghindari beberapa anak dari pendidikan.

Berita jelas berkenaan Abdul tiba sesudah pemerintahan mengungsikan bekas anggota Gafatar. Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta menyiapkan sejumlah titik untuk memuat pengungsi bekas anggota Gafatar. Untung, Rina langsung temukan kehadiran Abdul di Panti Sosial Loka Bina Kreasi.

“Kami mah terima sekali, telah dipersiapkan rumah, kok. Bahkan juga, jika ia ingin pulang, ingin ke Az-Zikra juga janjian sama Ustad Bijakin Ilham. Jika ini sih suruh (mengucapkan) syahadat kembali, kepinginnya ia tobatlah,” tutur Rina.

Pemulangan bekas anggota Gafatar memanglah tidak mulus. Abdul bukan salah satu bekas anggota Gafatar yang tidak ingin pulang. Direktur Pelindungan Sosial Korban Musibah Sosial Kementerian Sosial, Syahbuddin, mengatakan belum semua bekas anggota Gafatar pulang ke desa halaman.

Jakarta memuat 3.004 bekas anggota Gafatar. Beberapa telah dipulangkan ke wilayah asal, tetapi tetap tersisa 196 orang di Asrama Haji Bekasi dan 69 orang di Panti Sosial Loka Bina Kreasi, Cipayung. “Yang di Asrama Haji Pondok Besar itu dipindah ke Cipayung, karena ingin digunakan,” ucapnya.

Beberapa pemda asal bekas anggota Gafatar telah jemput mereka dan sediakan sarana. Tetapi sejumlah bekas anggota Gafatar tidak LIVE KOCOK HK mendapatkan jalan keluar jika kembali lagi ke wilayah aslinya. Syahbuddin mengatakan permasalahan pengembalian anggota Gafatar yang tetap sisa salah satunya yang ada di Jakarta dan Bekasi ini.

Contohnya saja bekas anggota Gafatar dari Aceh tidak ingin pulang karena takut pada sanksi hukuman pancung. Walau sebenarnya Kementerian Sosial telah pastikan tidak ada sanksi hukuman seperti itu untuk bekas anggota Gafatar dalam qanun (ketentuan wilayah) Propinsi Aceh.

“Ada salah satunya wali kota di Aceh ada yang menghubungi dan jamin membuat perlindungan, tak perlu takut,” katanya.

Ketakutan ini bukanlah bualan. Majelis Pembicaraan Ulama (MPU) Aceh pada 22 Januari 2015 keluarkan fatwa menyimpang atas Gafatar. Keputusan Fatwa MPU Aceh Nomor 1 Tahun 2015 mengenai Gafatar mengatakan organisasi ini menebarkan tuntunan Millah Abraham dan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.

“Tiap pengurus, penganut, dan partisipan Gafatar yang tidak bertobat supaya ditindak dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya,” tulis fatwa itu.

Fatwa ini pulalah sebagai asas hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh jatuhkan hukuman penjara ke dua pengurus Gafatar Aceh, T. Abdul Fatah dan M. Althaf Mauliyul Islam, masing-masing 4 tahun dan 3 tahun penjara pada 15 Juni 2015. Keputusan berikut yang dapat menjadi membuat bekas anggota Gafatar keder pulang ke daerah halamannya.

Disamping itu, persoalan administrasi membuat pemulangan banyak bekas anggota Gafatar terhalang. Sejumlah terlanjur membuat ktp di Kalimantan Barat. Tetapi mereka ingin pulang ke daerah asal, contohnya Depok, Jawa Barat.

Atau sejumlah anggota mempunyai KTP wilayah asal tetapi tidak ingin pulang, contohnya asal Jambi tetapi meminta ke Yogyakarta.

Pemerintahan Propinsi Kalimantan Barat sendiri menampik bila bekas anggota Gafatar dipulangkan ke arah tempat mereka memproses tempat. Pemerintahan menyebutkan bekas anggota Gafatar adalah pendatang walaupun telah mempunyai KTP di tempat.

Parahnya, wilayah seperti Sumatera Utara, saat dikontak Kemensos, berkelit tidak mempunyai bujet untuk jemput bekas anggota Gafatar. Mereka malah minta bantuan ke Kemensos.

“Menjadi yang ribet Kemensos. Di tempat penampungan itu, mantan anggota Gafatar aman, logistik atau makannya. Walau sebenarnya, makin cepat tinggalkan tempat penampungan ini, hal tersebut makin baik karena mereka telah jemu di evakuasi,” tutur Syahbuddin.

Bekas anggota Gafatar juga tetap berasumsi faktor kedengkian memimpin musibah yang mereka rasakan tersebut. Pengusiran ini cuma berdasar praduga. Agus, bekas anggota Gafatar asal Riau, akui telah tiga bulan kemarin tiba ke Ketapang, Kalimantan Barat.

Kegiatan setiap hari kelompoknya cuma bertanam. Dia tidak tahu-menahu berkenaan tuduhan menyimpang. Menurutnya, sejauh ini anggota kelompoknya melakukan ritus sesuai agama masing-masing. Adapun Moshaddeq cuma jadi guru religius.

Dan Hamid, bekas anggota Gafatar asal Bogor, menentang bila organisasinya disebutkan merengkuh tuntunan Millah Abraham. Dia malah bingung, kesuksesan mengatur komune dihadiahi pengusiran. “Fitnah besar jika ada yang menjelaskan jika kami, istilahnya, yang enggak-enggak. Fitnah itu semakin lebih kejam dari pembunuhan,” sebut Agus.

Anggota Gafatar asal Bandung, Wildan Nasution, memperjelas Gafatar telah buyar pada 2015. Kedatangan mereka malah didorong kemauan bersama tanpa embel-embel organisasi. Mereka cuma bekerjasama masalah tempat besutan bersama-sama.

“Organisasi kan telah buyar, ini dibalikkan ke setiap. Nach, jika untuk lokasi tanah, mungkin ada koordinir, itu untuk mempermudah saja,” katanya situs togel terpercaya.

Pemerintahan memanglah belum jawab pertanyaan berkenaan masa datang bekas anggota Gafatar ini. Mereka telah jual semua asset individu di wilayah asal. Dan asset di tanah rantau tetap tidak pasti.

 

Comments are closed.