Dagang Orang Di Negeri Jiran

Dagang Orang Di Negeri Jiran

Dagang Orang Di Negeri Jiran Sindikat perdagangan manusia lintasi negara dibedah di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta. Mereka memanipulasi paspor dan memaksakan mangsanya jadi karyawan sex di Malaysia.

Imas (bukan nama sebetulnya) baru datang di tempat tinggalnya di Bandung, Jawa Barat, saat pesan singkat handphone (SMS) itu masuk. Malam itu, empat temannya sama-sama perantau ilegal di Malaysia mengirimi berita akan lompat dari jendela bila tidak ada kontribusi.

Beberapa teman Imas yang ditahan dalam suatu apartemen di Cheras

Beberapa teman Imas yang ditahan dalam suatu apartemen di Cheras, Kuala Lumpur, itu akan ditawarkan ke pria hidung belang di teritori Victoria Garden. Senin, 2 Mei 2016, itu, Imas pada akhirnya memperkuat kemauan untuk menghubungi advokat Instansi Kontribusi Hukum (LBH) Jakarta, Alldo Fellix Januardy, dan membuat laporan. Awalnya, dia bertandang ke LBH di Jalan Diponegoro Nomor 74, Jakarta, cuma untuk diskusi.

Cocok telah masuk, saya diminta gunakan pakaian seksi, rias rapi, dan lain-lain. Nach, dari sana saya mulai berprasangka buruk, kok spa seperti ini?”
Saya pada akhirnya melapor itu karena saya kasihan dengan beberapa teman saya. Rekan saya yang satunya umurnya masih 16 tahun, sesaat lagi ia ingin dipasarkan . Maka, saat sebelum peristiwa itu, ia ingin loncat katanya saat berjumpa dengan BO TOGEL RESMI di Jakarta.

Imas sendiri sukses pulang ke Indonesia sesudah menipu bosnya di Kuala Lumpur. Dia dipaksakan jadi karyawan sex dalam suatu spa di Victoria Garden. Tetapi ke-4 temannya tetap terjebak di situ.

Perjalanan Imas terjerat dalam perdagangan manusia di Malaysia itu cukup berkelok. Dia kenalan dengan Apriani Rahman alias Vio lewat sosial media Tagged di akhir Desember 2015. Vio mengimingi Imas tugas dengan upah Rp 15-20 juta lewat pesan individu.

“Ada yang masuk ke dalam kotak pesan saya, dan terus tawarkan pekerjaan. Beberapa macam kerjanya, berada di restaurant, cafe, karaoke, dan spa dengan upah Rp 15-20 juta /bulan. Dan itu freelance, tidak terjalin kontrak,” tutur Imas.

Dia tidak segera yakin. Malah seorang rekan yang dia beritahu berkenaan lowongan

Dia tidak segera yakin. Malah seorang rekan yang dia beritahu berkenaan lowongan itu tiba terlebih dahulu ke alamat yang disebutkan oleh Vio, Tower Emerald Apartemen Gading Nias, Jalan Pegangsaan 2 Nomor 3, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dia baru susul satu minggu selanjutnya dan dijumpai oleh Vio. Perbincangan juga bersambung serius. Sejauh ini Imas bekerja sebagai terapi di salah satunya hotel di Jakarta. Vio juga tawarkan tugas sebagai terapi di salah satunya spa di Kuala Lumpur.

Imas terima penawaran ini. Apalagi Vio jamin akan mengurusi semua document pemberangkatan yang diperlukan, meskipun Imas tidak mempunyai ktp karena masih pada proses penyempurnaan KTP electronic di kampungnya.

Janji Vio masalah document disanggupi. Imas diminta berjumpa dengan seorang namanya Syarif Hasan. Syarif-lah yang membikinkan surat jati diri dan paspor baru. Dan KTP asli Imas ditahan oleh Vio.

“Jadi KTP, paspor, dan kartu keluarga palsu semua. Terus tanggal lahir, semestinya tahun 1986, jadi 1992,” tutur wanita asal Bandung tersebut.

Sepanjang menanti keberangkatan, Imas diinapkan di Tower Dahlia, Apartemen Gading Nias, bersama 5 orang lain. Mereka asal dari lokasi yang berlainan, ada yang dari Jawa, ada yang dari Lampung. Vio menawari mereka tugas lewat sosial media lain, seperti BeeTalk dan WeChat.

Pada 21 Februari 2016, Imas dan dua partnernya diberangkatkan ke Malaysia dengan pesawat. Dia tidak keluarkan dana sepeser juga untuk ticket perjalanan, pemondokan, dan document. Semua ongkos ini tanpa setahu Imas ditanggung padanya dan semua upahnya digunakan untuk mencicil.

Sesampainya di Kuala Lumpur, ke-3 orang itu dijemput dan dibawa ke arah rumah seorang namanya Afay di Cheras. Esok harinya, dia segera dibawa ke arah tempat spa. Dan dua rekan yang lain dibawa entahlah ke mana.

Tetapi spa tempatnya bekerja rupanya prostitusi tersembunyi. Imas dipaksakan jadi karyawan sex dan layani tamu hidung belang. “Pas telah masuk, saya diminta gunakan pakaian seksi, rias rapi, dan lain-lain. Nach, dari sana saya mulai berprasangka buruk, kok spa seperti ini?” katanya.

Imas lalu cari akal untuk pulang ke Indonesia. Permohonannya lewat Vio tidak digubris argumen hutang atas ongkos keberangkatan dan pembikinan document. Keluarganya, yang dikontak lewat handphone, tidak sanggup melakukan perbuatan apapun.
Pada akhirnya dia temukan langkah untuk pulang dengan argumen orang tuanya sakit keras dan janji kembali lagi ke Kuala Lumpur. Salah satunya bagian keluarga Imas menghubungi Afay, menyampaikan kabar keadaan ibu Imas. Imas pada akhirnya dibolehkan pulang dengan pengamanan ketat sampai ke Bandar Udara Kuala Lumpur.

Sesampainya di Lapangan terbang Soekarno-Hatta, Jakarta, Imas langsung ditelepon Vio untuk pastikan tidak lari. Begitupun sepanjang Imas ada di rumah. Bahkan juga Vio memberikan ancaman akan membunuhnya. “Mengancamnya itu ingin bunuh, tetapi gunakan diteluh, karena diakuinya orang Banten. Saya takut,” katanya.

Tetapi teror itu cuma bualan. Imas pada akhirnya tiba ke LBH Jakarta untuk meminta pengiringan waktu membuat laporan.

Alldo mengatakan Imas diantarkan oleh pengemudi yang umum dicarter oleh Vio untuk mengantarkan korban. Dia biasa diminta mengantarkan korban sampai ke Lapangan terbang Soekarno-Hatta untuk diberangkatkan ke Malaysia.

Tetapi pengemudi itu tidak tahu-menahu berkenaan perdagangan manusia. Untungnya, dia tetap simpan sejumlah nomor handphone sejumlah korban. Beberapa dari mereka bisa dihubungi dan diminta info.

Alldo sendiri lalu mengontak Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur pada 2 Mei 2016. Sejumlah rekan Imas di Kuala Lumpur harus ditolong. Mereka sejumlah 7 orang.

Saya langsung menghubungi KBRI Malaysia,

dubesnya langsung, dan ke konsuler sisi pelindungan WNI, untuk memberikan laporan alamat-alamat TKI ditaruh, katanya. Konsul Jenderal KBRI Kuala Lumpur, Hesti Dewayani, langsung melanjutkan laporan Alldo ke kepolisian di tempat. Mereka melakukan tindakan cepat. Enam jam sesudah laporan itu diterima polisi, korban dapat ditolong. Aparatur kepolisian secara langsung melangsungkan operasi untuk membekuk jaringan yang berada di Malaysia.

Gelar operasi sukses selamatkan 7 orang dalam suatu kamar apartemen di Cheras, seseorang dalam suatu hotel teritori Subang Jaya, dan seseorang kembali di hotel teritori Kepong. Tiga tempat itu ada di Kota Kuala Lumpur. 2 orang korban terdaftar di bawah usia.

“Saat ini tetap di dalam rumah pelindungan. Kami ada lawatan teratur. Karena, jika ingin bertandang, perlu ada kesepakatan dari pemerintahan Malaysia,” kata Hesti ke WADAH TOGEL lewat jaringan telepon.

Mabes Polri sendiri baru mengunjungi rumah Vio di Jalan Mustika II Nomor 9, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Utara, pada Juli 2016. Tujuh polisi bertandang ke rumah Ketua RT 13 RW 03, Sumur Batu, Kemayoran, Deddi Supriadi larut malam. Mereka pastikan jati diri Vio pas.

Sindikat itu umumnya menangkap korban dengan hutang. Korban dipandang mempunyai hutang, yang perlu dibayarkan bila tidak kembali lagi ke Kuala Lumpur.”
Tetapi usaha penangkapan malam itu kosong. Vio ada di rumah warisan orang tuanya itu bersama suami, Rendi, dan keluarga besarnya. Rumah itu kosong saat polisi tiba. Polisi cuma lakukan pemeriksaan dan temukan document korban.

Begitu digeledah, rupanya diketemukan beberapa dokumen dan catatan. Kata polisi, Wah, ini nih catatan yang dicari, ungkapkan Deddi.

Vio dan Rendi baru bisa dibekuk pada 27 Juli 2016. Deddi akui lakukan pendekatan pada tetangga yang tinggal pas ada di belakang tempat tinggalnya tersebut. Dia menjelaskan dekat sama keluarga itu karena ibu Vio sebelumnya pernah jadi bendahara RT.

Menurut Deddi, Vio sebelumnya pernah meminta surat pengantar untuk membikin paspor padanya. Waktu itu, kata Deddi, Vio punyai masalah di Malaysia.

Berdasar pengamatan rtp wadahtogel, rumah Vio ramai orang. Adik Vio, Besar, yang sebelumnya sempat diminta info, malas jawab pertanyaan berkenaan kakaknya.

Dalam pada itu, pemalsu document, Syarif Hasan, dibekuk di Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Dia bergabung dalam Federasi Pembikin Document Imigrasi, sebuah perkumpulan agen jasa pengurusan paspor. Salah satunya rekanan Syarif, Agus, akui lima polisi membekuk Syarif di lokasi parkir Kantor Imigrasi Jakarta Barat.

Menurut Agus, Syarif termasuk jadi orang baru di organisasinya. Dia seringkali membikinkan paspor untuk wanita yang hendak bekerja di lokasi hiburan di luar negeri. Tetapi data yang ditempatkannya memiliki masalah.

Jadi ia menolong proses paspor cewek pertunjukan. Rupanya tidak sesuai (bayang-bayang), mungkin. Kan awalannya menjadi TKI biasa, tidak tahu di situ ditempatkan kerja sebagai PSK, kata Agus.

Kepala Unit IV Subdirektorat III/VC-TPPO Direktorat Pidana Umum Tubuh Reserse Kriminil Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Reynold Hutagalung mengatakan Vio bekerja sama dengan sindikat yang berada di Malaysia. Terdapat dua orang yang terima korban di Kuala Lumpur, yaitu Afay dan Samuel. Sampai sekarang polisi tetap mempelajari kasus ini.

Mereka biasa menangkap korban dengan hutang. Imas sendiri dipandang mempunyai hutang sekitaran Rp 18 juta untuk pulang ke Indonesia. Hutang ini harus dibayarkan bila Imas tidak kembali lagi ke Kuala Lumpur. Bila Imas kembali, upahnya sepanjang bekerja dipakai untuk mencicil mpo77.

Dan ke-3 terdakwa yang diamankan Bareskrim berkomplot untuk memberangkatkan karyawan lewat lajur ilegal. Pada Vio, Rendi, dan Syarif, polisi kenakan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 mengenai Tindak Pidana Perdagangan Orang dan/atau Pasal 102 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 mengenai Peletakan dan Pelindungan TKI di Luar Negeri.

Comments are closed.