Berjualan Citra Jokowi, Mengganggu Kandang Banteng . Tim Prabowo Subianto optimis mengambil suara di Jawa tengah dengan ‘menjual’ figur Jokowi. Di lain sisi, PDI Perjuangan terus memperkuat pangkalan dan menjaga suara di kandang sendiri.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa tengah Sudaryono optimis pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan unggul di ‘kandang banteng’ pada Pemilihan presiden 2024. Meskipun semenjak zaman Reformasi daerah itu ‘dikuasai’ PDI Perjuangan, dia akui punyai taktik khusus untuk mengambil suara.
“Jika Jawa tengah itu partai juaranya ialah PDIP, yang berlambang banteng. Saya anggap semuanya orang sudah mengetahui. Hanya kan kami punyai taktik untuk bagaimana memenangi Prabowo-Gibran di Jawa tengah,” kata Sudaryono ke Data China .
Sekarang ini, tutur Sudaryono, keadaan partainya tidak sama dengan masa 2014 dan 2019. Mesin Partai Gerindra di-claim lebih siap hadapi Pemilihan presiden 2024. Dia janjikan beberapa kadernya di Jawa tengah siap berusaha keras memenangi si ketua umum.
“Saya ini telah safari ke 35 kabupaten/kota, pastikan susunan dan mesin partai kami komplet dan siap bekerja sampai ke tingkat yang paling kecil itu, di tingkat TPS,” claim-nya.
Disamping itu, keyakinan diri Sudaryono asal dari gemuknya konsolidasi yang mengangkat Prabowo. Dengan itu, lingkup daerah yang dicapai dan sumber daya kampanye akan lebih banyak. Perbekalan sembilan partai pengusung dan simpatisan dipandang akan sanggup mencabik supremasi PDI Perjuangan di kandangnya sendiri.
Untuk Sudaryono, amunisi yang dipandang paling hebat mencabik kandang banteng ialah ‘memainkan’ citra politik Presiden Jokowi. Menurut dia, saat sebelum pemilihan presiden, Gibran mendapat kepopuleran paling tinggi menjadi calon gubernur Jawa tengah seterusnya.
“Maknanya, oleh warga Jawa tengah, Gibran-nya sendiri dikenali terkenal dan dicintai, belum juga Mas Gibran diasumsikan pada Pak Jokowi,” terang Sudaryono.
Secara terus-terang, Ketua Umum Federasi Pedagang Pasar Semua Indonesia itu akui akan manfaatkan keuntungan kehadiran Gibran, yang diasumsikan support Jokowi, sebagai amunisi untuk menggali suara di daerahnya.
“Kami tidak dapat melarang dan keuntungan dari beberapa orang di Jateng bagaimana menanggapi Mas Gibran ini sebagai bentuk dari Pak Jokowi, kan satu perihal yang memberikan keuntungan kami,” katanya.
Ada beberapa faktor itu membuat Gerindra optimis di Jawa tengah. Sudaryono menetapkan sasaran Prabowo mendapat lebih dari 50 % suara di Jawa tengah.
“Jadi jika kami punyai sasaran, kami punyai pernyataan, ungkapannya Bung Karno, gantunglah cita-citamu setinggi-tingginya, kalaulah tidak berhasil, kan kita masih tetap (jatuh) antara beberapa bintang,” bebernya.
Di lain sisi, Ketua Umum Sukarelawan Gapura Nusantara Laksamana TNI (Purn) Agus Setiadji akui siap menjaga beberapa daerah pangkalan suara Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan. Ia telah menyangka ada usaha dari faksi musuh untuk menggerogoti kantong-kantong pemilih setia PDI Perjuangan, khususnya Jawa tengah dan Jawa Timur.
Agus menerangkan, untuk menjaga wilayah Jawa tengah, faksinya perbanyak kampanye dan pendekatan ke angkatan muda, khususnya beberapa pemilih Angkatan Z. Medium yang dipakai ialah beberapa video pendek di sosial media. Adapun pesan yang tercantum dalam beberapa video itu tetap bergelut sekitar saran mematuhi konstitusi.
“Kami bikin beberapa narasi yang simpel tetapi langsung mengena. Contoh simpel ialah patuhi konstitusi, jangan tentukan yang menyiasati konstitusi. Kan jelas sudah masyarakat tentu tahu,” kata Agus ke Kocok Sdy .
Tidak itu saja. Agus dan beberapa rekannya di atas lapangan yakini ada kekuatan manipulasi dan gertakan ke beberapa kader. Karena itu, di wilayah pangkalan, seperti Jawa tengah dan Jawa timur, dibangun posko-posko pemenangan. Posko yang disebutkan ‘Posko Bergotong-royong’ itu menyebar sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan.
Posko itu akan diisikan oleh beberapa sukarelawan dan kader PDI Perjuangan di tempat. Selainnya propaganda politik, kehadiran posko dipakai untuk memantau, menghambat, dan memberikan laporan bila ada manipulasi, termasuk politik uang, dari tim musuh.
“Kami konsentrasi saat ini di Jawa tengah dan Jawa Timur karena lumbungnya PDIP,” katanya.
Agus menerangkan posko di wilayah kandang banteng ini sedikit akan berlainan dengan posko di wilayah lain. Dia akan dibikin malah tidak begitu menonjol, tetapi lebih dekat sama warga. Hal tersebut karena peranan posko diprioritaskan untuk menghambat perubahan pemilih yang pernah merah berubah ke Prabowo karena hanya ada Gibran sebagai calon wakil presiden.
“Saya saksikan posko di Jawa tengah itu soft. Harus benar-benar soft karena sebenarnya Jawa tengah itu telah merah. Poskonya harus intim saja,” tutur Agus.
Dia menjelaskan beberapa kader dan sukarelawan yang ditaruh di posko pemenangan harus disamakan situasi keadaan sekelilingnya. Contohnya posko disekitaran perumahan TNI-Polri atau pensiunan harus diisikan oleh kader atau sukarelawan yang pensiunan militer.
Selainnya posko, faksinya sekarang mulai terus-menerus lakukan membagi-bagi sembako dan kontribusi air bersih dengan door-to-door. Usaha itu dipandang masih lumayan efisien untuk menjaga pemilih setia.
Berebutan Kolam yang Sama
Deputi Politik 5.0 Team Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Andi Widjajanto, tidak menolak ada beragam usaha penggembosan suara PDI Perjuangan di beberapa daerah pangkalannya. Usaha itu tecermin dari beragam laporan sangkaan pelanggaran kampanye, termasuk gertakan dan keterkaitan aparatur yang dia terima tiap hari.
“Ada penghancuran, ada pencabutan, ada larangan (berkaitan alat peraga kampanye), ada prosedur-prosedur tambahan di saat kami lakukan aktivitas yang pernah (proses hal pemberian izin itu) tidak ada. Ada proses tambahan yang tidak ada pada ketentuan,” kata Andi ke Kocok HK .
Andi mengeklaim beberapa kader PDI Perjuangan telah terlatih dan eksper saat hadapi manipulasi dan gertakan politik semenjak Orde Baru. Karenanya, beberapa kader disuruh secara langsung kumpulkan bukti dan melapor jika merasakan gertakan atau manipulasi dalam usaha pemenangan pemilihan presiden. Tetapi sekarang ini faksinya belum lakukan penyimpulan berkaitan beragam laporan itu. Dia dan teamnya tetap memuat semua laporan untuk selanjutnya dicermati oleh team hukum TPN.
Di lain sisi, Andi menyaksikan usaha mengambil suara di kandang banteng oleh tim musuh adalah hal lumrah. Karena, pada 2019, Jokowi, yang digotong PDI Perjuangan, menang mutlak dengan 77 % suara di Jawa tengah meskipun dia mengaku jumlah suara itu tidak dapat menjadi dasar untuk pemilihan presiden kedepan. Keadaan politik terakhir membuat faksi TPN harus membuat kembali sejumlah scenario.
“Apa 77 % itu terpengaruhi oleh magnetnya Jokowi, magnetnya ialah partai, atau magnet sukarelawan saat 2019? Kira saja tiga itu yang berskenario, jika magnet Jokowi-nya musnah, replikasi suaranya dikorting sejumlah %,” jelasnya.
Bila tim Prabowo mengeklaim dan menarget sekitaran 50 % suara di Jawa tengah, kata Andi, itu sebuah kemerosotan. Karena, Prabowo kerap diasumsikan mendapat support mutlak dari Jokowi, yang pada 2019 mendapat 77 % suara. Sekarang, saat ke-2 nya dipersepsikan pada sebuah tim, sasaran suara malah cuma 50 %.
Menurut Andi, suara di wilayah pangkalan partai relatif stabil. Adapun sebagai rintangan ialah timbulnya partai baru, seperti PSI dengan Kaesang Pangarep—putra Jokowi—yang jadi ketua biasanya. Hal tersebut karena corak pemilih PDI Perjuangan dan PSI di beberapa kota besar beririsan. Maknanya, dua partai ini berebutan kolam yang masih sama, khususnya karena ada Kaesang, yang diasumsikan sebagai perwakilan figur Jokowi.
Dia menerangkan pembagian pangkalan suara berdasar teritorial berbeda mencolok bila dibanding pada 2019. Awalnya, suara cuma diperebutkan Jokowi dan Prabowo, sekarang suara itu diperebutkan tiga calon. Partai simpatisan Jokowi pada 2019 relatif terdiri rata ke semua calon pada pemilihan presiden kedepan. Maknanya, yang dulu dikatakan sebagai wilayah Jokowi belum pasti bisa di-claim sebagai pangkalan massa Ganjar. Hal itu, menurut Andi, berlaku untuk pasangan calon lainnya.
Sekarang ini yang paling diperhitungkan oleh TPN ialah manuver politik Presiden Jokowi, baik berbentuk support beberapa loyalis presiden atau politik logistik—gelontoran kontribusi secara langsung tunai—yang kemungkinan digerakkan dekati pemilihan presiden.
Saat sebelum keluar keputusan MK, faksinya menyimpulkan mesin politik Jokowi ada disebelah Ganjar, termasuk beberapa sukarelawannya. Tetapi sekarang ini TPN harus hitung kembali, khususnya kehadiran beberapa tokoh sukarelawan Jokowi yang telah memberikan dukungan faksi musuh.
“Jadi kami betul-betul memperhatikan, terutama Jawa tengah, di Solo, pangkalan kami, pangkalan merah, sukarelawan-relawan yang berada di Jawa tengah, di Solo, umumnya, sukarelawan merah. Kami saksikan yang berada di sana (memberikan dukungan Prabowo) itu betul-betul grass root atau hanya beberapa simbol figurnya saja (komune sukarelawan) atau memang sukarelawan-relawan yang sejauh ini peranannya ialah peranan media (tampil di atas tetapi tanpa pangkalan massa),” sebut Andi.