Kazakstan Negara Sekuler

Kazakstan, negara sekuler Menjaga Sekularisme, Kazakstan Melarang Pemakaian Hijab di SekolahInformasi pemerintahan Kazakstan belakangan ini mengenai larangan kenakan hijab di beberapa instansi pendidikan sudah memacu pembicaraan seru.
“Syarat seragam sekolah larang penggunaan hijab karena atribut, lambang, komponen apa pun itu menunjukkan propaganda doktrin yang berkaitan. Jamin kesetaraan seluruh agama di muka hukum, beberapa prinsip sekularisme tidak meluluskan keuntungan dari agama apa pun itu,” begitu bunyi pengakuan pada bagian “Untuk masyarakat negara” di situs website pemerintahan Kazakstan, tertanggal 16 Oktober 2023.

Pengakuan itu larang pemakaian hijab untuk guru sekolah. Tetapi, larangan itu tidak berlaku di luar sekolah.

Kazakstan, negara sekuler
Menurut angka resmi, nyaris 70% warga Kazakstan beragama Islam. Beberapa simpatisan larangan itu memiliki pendapat jika Kazakstan adalah negara sekuler dan karena itu harus menghindar dari untuk mementingkan agama tertentu.

Tetapi, beberapa penentang larangan pemakaian hijab itu yakin jika limitasi seperti ini malah menyalahi konsep kebebasan hati nurani. Sejumlah faksi sudah ambil perlakuan berlebihan untuk protes keras larangan ini.

Menteri Pendidikan Kazakstan Gani Beisembayev benarkan jika di daerah Atyrau saja, 150 anak wanita sudah memilih untuk stop sekolah sejak awal kali September lantas karena ada larangan itu. Dan di daerah Turkestan, dua pria memukuli seorang petinggi sekolah di tempat karena tidak meluluskan anak wanita yang kenakan hijab agar bisa mendatangi kelas.

Presiden Kazakstan Kassym-Jomart Tokayev memberi komentar LIVE SDY permasalahan ini dalam konferensi guru nasional di ibukota Astana. Ia menjelaskan jika sekolah ialah instansi pendidikan, tempat beberapa orang tiba untuk mendapat pengetahuan, dan kepercayaan agama ialah masalah individu.

“Kebebasan berbagai ragama ditanggung oleh hukum di negara kita. Saya berpikir, ini ialah hak untuk beberapa anak untuk putuskan sendiri saat mereka tumbuh dewasa dan meningkatkan pandangan dunia mereka sendiri,” kata Tokayev, sambil menambah jika Kazakstan tetap jadi negara sekuler.

‘Bentuk segregasi tertentu’
Beberapa siswa wanita membakar beberapa buku pelajaran mereka dan menuntut hak untuk kenakan pakaian muslim atau minta kawan-kawan mereka untuk coba hijab langsung di jalan.

Kocok HK Mereka mengutamakan, “tidak mengganti hijab mereka dengan apapun itu.” Beberapa figur wanita terpenting di negara itu gabung dalam tindakan protes ini, dengan menerbitkan beberapa foto mereka kenakan hijab di sosial media.

Dari mereka yang memberikan dukungan protes itu ialah Togjan Qojaly, anggota dewan sosial Almaty yang menjelaskan ke DW jika ia yakini larangan itu ilegal.

“Pertama kali, Anda harus tahu jika hijab sebetulnya ialah kudung yang dipakai oleh gadis-gadis di Kazakstan semenjak saat pubertas, yakni semenjak umur 13 tahun. Tidak ada konotasi agama di sini. Ke-2 , undang-undang jamin hak untuk memperoleh pendidikan, dan larangan yang sudah diterapkan adalah kendala bikinan untuk melakukan hak itu. Kenapa hijab mendadak merintangi gadis-gadis muslim untuk jalani kehidupan sekuler? Tidak ada yang larang penggunaan salib Kristen atau topi tubeteika. Kenyataannya, kita bicara mengenai sesuatu bentuk segregasi tertentu,” kata Qojaly.

Imam Besar Mufti merekomendasikan masuk madrasah LIVE KOCOK HK
Administrasi Religius Muslim Kazakstan sudah mengajukan usul jalan keluar. Menurut Imam Besar Mufti Kazakstan, Nauryzbay Kazhy Taganuly, anak wanita yang ingin kenakan hijab dapat bersekolah di madrasah atau instansi pendidikan Islam dimulai dari kelas 10 dan sebagainya.

“Kemungkinan semacam itu ada. Mata pelajaran agama dan sekuler diberikan di situ sesuai standard Kementerian Pendidikan,” kata Imam Besar Mufti. Selama ini faksi berkuasa tidak berkeberatan dengan anjuran ini, walau larangan kenakan hijab masih tetap berlaku untuk semuanya instansi pendidikan di Kazakstan tanpa kecuali.

Comments are closed.